LATAR BELAKANG
Kekayaan alam yang melimpah, keragaman budaya dan bahasa, serta aspek historis bangsa, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia dengan ladang ilmu pengetahuan yang potensial. Sejak awal berdirinya, Indonesia telah dianugerahi kado alam berupa keanekaragaman hayati kepulauan (darat dan laut) nomor satu di dunia. Salah satunya adalah kekayaan laut dalam Indonesia yang merupakan salah satu kekayaan yang hanya sedikit dimiliki oleh negara-negara di dunia. Selain itu, kekayaan mega biodiversitas atau keanekaragaman hayati kepulauan (darat dan laut) Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Semua kekayaan ini, sejak bertahun-tahun lalu telah banyak mengundang ilmuwan dari berbagai penjuru dunia untuk datang, mengeksplorasi pengetahuan baru dari alam Ibu Pertiwi.
Pada masa lalu, kekayaan alam Indonesia sudah terbukti menjadi sumber inspirasi bagi para ilmuwan dunia yang hasil risetnya, kini, jadi dasar-dasar sains modern, seperti Christiaan Eijkman yang mampu mengarahkan ilmuwan pada konsep vitamin; George Eberhard Rumphius di bidang botani tropis; Louis Pasteur di bidang kedokteran tropis yang menemukan vaksinasi; serta Alfred Russel Wallace di bidang biogeografi dan taksonomi. Kekayaan ini yang dapat dikategorikan sebagai comparative advantage merupakan modal terbaik yang dimiliki Indonesia untuk menjawab tantangan bangsa, bahkan tantangan dunia di masa depan.
Indonesia sebagai sebuah negara dengan sederet perguruan tinggi representatif juga memiliki potensi sumber daya manusia yang besar, bahkan tak sedikit anak bangsa yang menjadi ilmuwan-ilmuwan hebat di negara-negara maju. Akan tetapi, keberadaan dan skill mereka belum mampu dimanfaatkan secara optimal untuk pembangunan bangsa. Cita-cita Indonesia menjadi bangsa besar yang berkontribusi dalam ilmu pengetahuan dunia mustahil terwujud apabila seluruh insan intelektual tidak berkolaborasi dan berkomitmen menghasilkan suatu karya yang berdaya guna. Kolaborasi tidaklah cukup dibangun dengan ilmuwan dalam negeri, tetapi juga harus dibangun dengan ilmuwan dari seluruh dunia.
Sejak tahun 2017 hingga 2019, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah menyelenggarakan program tahunan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) yang mempertemukan ilmuwan diaspora Indonesia dari berbagai negara dengan ilmuwan dari perguruan tinggi dan institusi riset dalam negeri. Forum ilmiah ini telah berhasil memberikan kesempatan kepada para akademisi Indonesia di dalam dan luar negeri untuk saling berbagi informasi dan wawasan keilmuan serta membangun kerjasama yang positif baik antar individu maupun antar institusi terkait. Upaya ini, tentunya telah menyadari bahwa kolaborasi merupakan salah satu cara terbaik memajukan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di Tanah Air.
Dengan semangat yang sama, pada tahun 2020 ini, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) melanjutkan kolaborasi dan sinergi yang telah terjalin sebelumnya melalui kegiatan Forum Cendekia Kelas Dunia 2020 yang akan dilaksanakan secara daring pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 18-19 Agustus 2020 secara virtual. Tema yang akan diangkat kali ini adalah “Penguatan Kolaborasi Riset dan Pendidikan untuk Penciptaan Inovasi Indonesia”. Peran para ilmuwan diaspora yang dapat memperkuat kolaborasi riset menjadi investasi sekaligus motivasi bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui pendidikan.
Tujuan Kegiatan:
Manfaat Kegiatan:
Tahapan Kegiatan
Forum Cendekia Kelas Dunia 2020:
Harapan Capaian Kegiatan
Memotivasi dosen dan ilmuwan dalam negeri menjalin relasi untuk mendapatkan research funding atau melakukan joint research bersama ilmuwan internasional.
Kerangka Acuan Kegiatan Forum Cendekia Kelas Dunia 2020 dapat dilihat di Sini